Keterampilan proses
PENDAHULUAN
Pada bahasan kali ini, kelompok kami menyusun makalah yang berjudul “Keterampilan Proses Sainsâ€. Di dalam makalah ini akan di bahas tentang pengertian dari keterampilan proses, pengertian pendekatan keterampilan proses, pengertian keterampilan proses sains, dan lain-lain akan kita bahas lebih lanjut.
Sebagai calon guru tentunya terdapat upaya untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar yakni dengan keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa.
Tugas utama gurur adalah menciptakan suasana di dalam proses belajae-mengajar agar terjadi interaksi belajar-mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Untuk itu, guru diharuskan memiliki kemampuan untuk memiliki interaksi belajar-mengajar yang baik dengan siswanya.
Pada makalah kelompok kami akan memberikan gambaran umum mengenai pendekatan dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar melalui pendekatan ketrampilan proses sains, mengenai apa saja tujuan dari keterampilan proses sains, serta apa saja alasan yang melandasi untuk diterapkannya pendekatan ketrampilan proses maupun keterampilan proses dasar sains dalam kegiatan belajar-mengajar.
BAB II
ISI
2. 1. Pengertian Keterampilan Proses
Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan.
2. 2. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses
Sedangkan pengertian pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreativitas.
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan belajar-mengajar yang mengarah kepada pengembangan kemampuan mental, fisik dan social yang mendasar sebagai pengerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Pendekatan keterampilan proses sebagai pendekatan yang menekankan pada penumbuhan dan pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik agar mereka mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal-hal yang baru yang bermanfaaat baik berupa fakta, konsep, maupun pengembangan sikap dan nilai.
Sejalan dengan asumsi di atas, maka belajar-mengajar dipandang sebagai suatu proses yang harus dialami oleh setiap peserta didik. Belajar-mengajar tidak hanya menekankan kepada apa yang dipelajari, tetapi juga menekankan kepada bagaimana ia harus belajar. Oleh karena itu, pada pendekatan keterampilan proses ini, maka siswa berperan selaku subjek dalam belajar. Ia bukan sekedar penerima informasi, tetapi sebaliknya sebagai pencari informasi. Sehingga siswa harus aktif dan terampil untuk mampu mengelola perolehannya, hasil belajarnya, atau pengalamannya.
2. 3. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Sejarah ilmu pengetahuan adalah bagian dari sejarah bagaimana para ilmuwan datang untuk melihat dunia yang mereka pelajari. Eksperimentasi dan observasi ilmiah datang untuk didefinisikan oleh latihan dari sebuah proses yang disebut metode ilmiah. Keterampilan yang mendasari premis yang mengatur metode ilmiah disebut sebagai keterampilan proses sains.
2. 4. Tujuan Pengajaran Sains dalam Keterampilan Proses Sains
Tujuan pengajaran sains dalam keterampilan proses sains adalah sebagai proses untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa, sehingga siswa bukan hanya mampu dan terampil dalam bidang psikomotorik dan sekedar ahli menghafal. Guru tidak mengharapkan setiap siswa akan menjadi ilmuan, melainkan dapat mengemukakan ide bahwa memahami sains sebagian bergantung pada kemampuan memandang dan bergaul dengan alam menurut cara-cara seperti yang diperbuat oleh ilmuan.
Dalam pembelajaran IPA, keterampilan-keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan yang dipelajari siswa saat mereka melakukan inkuiri ilmiah. Mereka menggunakan berbagai macam keterampilan proses, bukan hanya satu metode ilmiah tunggal. Keterampilan-keterampilan proses tersebut adalah pengamatan, pengklasifikasian, penginferensian, peramalan, pengkomunikasian, pengukuran, penggunaan bilangan, pengintepretasian data, melakukan eksperimen, pengontrolan variabel, perumusan hipotesis, pendefinisian secara operasional, dan perumusan model (http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/keterampilan-proses.html)
Selain itu melalui proses belajar mengajar dengan pendekatan keterampilan proses dilakukan dengan keyakinan bahwa sains adalah alat yang potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa, dimana kepribadian siswa yang berkembang ini merupakan prasyarat untuk melanjutkan kejalur profesi apapun yang diminatinya.
Keterampilan proses dalam pengajaran sains merupakan suatu model atau alternatif pembelajaran sains yang dapat melibatkan siswa dalam tingkah laku dan proses mental, seperti ilmuwan.
2. 5. Alasan yang Melandasi Perlunya Diterapkan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Kegiatan Belajar-Mengajar.
Ada beberapa alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar-mengajar.
Alasan pertama, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehinggga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Jika guru bersikeras mau mengajarkan semua fakta dan konsep dari berbagai cabang ilmu maka guru akan bertindak sebagai satu-satunya sumber informasi. Karena terdesak waktu untuk mengejar pencapaian kurikulum, maka guru akan memilih jalan yang termudah, yakni menginformasikan fakta dan konsep melalui metode ceramah. Akibatnya, para siswa memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak dilatih untuk menemukan konsep dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Alasan kedua, para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang kongkret, wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktekan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar-benar nyata.
Alasan ketiga, Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak seratus persen, penemuannya bersifat relative. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Anak perlu dilatih berfikir kritis, selalu bertanya, dan memungkinkan jawaban terhadap satu masalah.
Alasan keempat, dalam proses belajar-mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik. Yang kita tuju adalah menghasilkan insan pemikir sekaligus insan yang manusiawi yang menyatu dalam satu pribadi yang selaras, serasi, dan seimbang.
2. 6. Dua Alasan yang Melandasi untuk Menerapkan Keterampilan Proses Dasar Sains dalam Kegiatan Belajar-Mengajar
Dalam menerapkan keterampilan proses dasar sains dalam kegiatan belajar mengajar, ada dua alasan yang melandasinya yaitu:
a. Bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka laju pertumbuhan produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat pula. sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Jika guru tetap mengajarkan semua fakta dan konsep dari berbagai cabang ilmu, maka sudah jelas target itu tidak akan tercapai. Untuk itu siswa perlu dibekali dengan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber, dan tidak semata-mata dari guru.
b. Bahwa sains itu dipandang dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi proses. Dengan melihat alasan ini betapa pentingnya keterampilan proses bagi siswa untuk mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi siswa dimasa yang akan datang, sehingga bangsa kita akan dapat sejajar dengan bangsa maju lainnya.
2. 7. Keterampilan Proses Diklasifikasikan Menjadi Dua
Funk (1985) dalam Dimyati dan Mudjiono, (2002: 140) mengutarakan bahwa berbagai keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a.) Keterampilan proses dasar (basic skill)
Keterampilan proses dasar meliputi kegiatan yang berhubungan dengan observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, prediksi, inferensi. Bila kita kaji lebih lanjut sebagai berikut.
1. Observasi
Melalui kegiatan mengamati, siswa belajar tentang dunia sekitar yang fantastis. Manusia mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan melibatkan indera penglihat, pembau, pengecap, peraba, pendengar. Informasi yang diperoleh itu, dapat menuntut interpretasi siswa tentang lingkungan dan menelitinya lebih lanjut. Kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu serta hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan proses yang lain. Mengamati merupakan tanggapan terhadap berbagai objek dan peristiwa alam dengan pancaindra. Dengan obsevasi, siswa mengumpulkan data tentang tanggapan-tanggapan terhadap objek yang diamati.
2. Klasifikasi
Sejumlah besar objek, peristiwa, dan segala yang ada dalam kehidupan di sekitar, lebih mudah dipelajari apabila dilakukan dengan cara menentukan berbagai jenis golongan. Menggolongkan dan mengamati persamaan, perbedaan dan hubungan serta pengelompokan objek berdasarkan kesesuaian dengan berbagai tujuan. Keterampilan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya sehingga didapatkan golongan atau kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.
3. Komunikasi
Manusia mulai belajar pada awal-awal kehidupan bahwa komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan masalah. Keterampilan menyapaikan sesuatu secara lisan maupun tulisan termasuk komunikasi. Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai penyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara dan visual (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 143). Contoh membaca peta, tabel, garfik, bagan, lambang-lambang, diagaram, demontrasi visual.
4. Pengukuran
Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Keterampilan dalam menggunakan alat dalam memperoleh data dapat disebut pengukuran.
5. Prediksi
Predeksi merupakan keterampilan meramal yang akan terjadi, berdasarkan gejala yang ada. Keteraturan dalam lingkungan kita mengizinkan kita untuk mengenal pola dan untuk memprediksi terhadap pola-pola apa yang mungkin dapat diamati. Dimyati dan Mudjiono (2002: 144) menyatakan bahwa memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam pengetahuan.
6. Inferensi
Melakukan inferensi adalah menyimpulkan. Ini dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui.
b.) Keterampilan terintegrasi (integarted skill).
Keterampilan terintegrasi merupakan perpaduan dua kemampuan keterampilan proses dasar atau lebih. Keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik, diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis ekperimen. Bila kita kaji lebih lanjut sebagai berikut.
1. Identifikasi Variabel
Keterampilan mengenal ciri khas dari faktor yang ikut menentukan perubahan.
Dalam penyelidikan ilmiah para ilmuan sering mengendalikan variable eksperimen atau penelitian.
2. Tabulasi
Keterampilan penyajian data dalam bentuk tabel, untuk mempermudah pembacaan hubungan antarkomponen (penyusunan data menurut lajur-lajur yang tersedia).
3. Grafik
Keterampilan penyajian dengan garis tentang turun naiknya sesuatu keadaan.
4. Deskripsi hubungan variabel
Keterampilan membuat sinopsis/pernyataan hubungan faktor-faktor yang menentukan perubahan. Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Sebagai contoh, guru dapat melatih anak-anak dalam mengendalikan variabel untuk membuktikan bahwa tanaman jagung yang diberi pupuk akan lebih cepat tumbuh.
5. Perolehan dan proses data
Keterampilan melakukan langkah secara urut untuk memperoleh data. Data yang dikumpulkan melalui observasi, penghitungan, pengukuran, eksperimen dapat dicatat dan disajikan dalam bentuk grafik, tabel, histogram, atau diagram.
6. Analisis penyelidikan
Keterampilan menguraikan pokok persoalan atas bagian-bagian dan terpecahkannya permasalahan berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasar.
7. Hipotesis
Keterampilan merumuskan dugaan sementara.
8. Ekperimen
Keterampilan melakukan percobaan untuk membuktikan suatu teori/penjelasan berdasarkan pengamatan dan penalaran.
Keterampilan proses seperti yang diutarakan oleh Funk merupakan keterampilan proses yang harus diaplikasikan pada pendidikan di sekolah oleh guru. Pembelajaran sains menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengembangkan sikap ilmiah. Hal ini bisa tercapai apabila dalam pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses baik keterampilan proses dasar maupun keterampilan proses terintegrasi (terpadu) seperti terungkap di atas.
Keterampilan memperoleh pengetahuan yang ingin dibentuk adalah daya pikir dan kreasi. Daya pikir dan daya kreasi merupakan indikator perkembangan kognitif. Para ahli psikologi pendidikan menemukan bahwa pekembangan kognitif bukan merupakan akumulasi kepingan informasi atau kepingan perubahan informasi yang terpisah, tetapi merupakan pembentukan oleh anak suatu kerangka atau jaringan mental untuk memahami lingkungan.
2. 8. Cara Guru Mengajar dengan Keterampiulan Proses
Siswa dapat belajar dengan baik dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan, dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Mereka mamerlukan bimbingan dan bantuan untuk memahami bahan pelajaran dalam berbagai kegiatan belajar.
Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar. Dapat dilakukan cara sebagai berikut:
a.) Tujuan pengajaran
Tujuan mengajar merupakan pangakl tolak keberhasilan dalam mengajar. Makin jelas tujuan rumusan, makin mudah menyususn rencana dan melaksanakan kegiatan belajar siswadi bawah bimbingan guru.
b.) Waktu
Diperlukan pengaturan waktu yang tersedia, yang mana waktu yang tersedia akan dirasakan singkat bila diisi dengan kegiatan yang menggairahkan siswa untuk belajar dan juga dapat memberikan hasil belajar yang produktif.
c.) Pengaturan ruang belajar
Agar tercipta suasana yang menggairahkan dalam belajar, perlu diperhatikan pengaturan ruang belajar. Dalam pengaturan ruang, hal-hal berikut perlu diperhatikan.
– Ukuran dan bentuk kelas
– Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa
– Jumlah siswa di dalam kelas
d.) Pengaturan siswa dalam belajar
Dalam belajar, siswa melakukan beragam kegiatan belajar. Kegiatan ini disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa itu sendiri.
Agar kegiatan-kegiatan belajar yang diciptakan guru sesuai dengan kebutuhan cara belajar siswa, diperlukan pengelompokkan siswa dalam belajar. Penyusunan anggota kelompok, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
– Kegiatan belajar apa yang akan dilaksanakan (individual, kelompok)?
– Siapa yang menyusun anggota kelompok (guru, siswa)
– Atas dasar apa kelompok itu disusun?
– Apakah kelompok itu berubah-ubah, ataukah tetap?
e.) Pengelompokan siswa melayani kegiatan belajar-mengajar
Dalam melayani kegiatan belajar aktif, pengelompokkan siswa mempunyai arti tersendiri. Jika dibedakan dari pengelompokkan yang sederahana sampai yang kompleks, maka pengelompokkan siswa dapat dibedakan dalam tiga jenis yaitu:
– Menurut kesenangan berkawan
– Menurut kemampuan
– Menurut minat
BAB III
PENUTUP
3. 1. Kesimpulan
Jadi, keterampilan proses sains adalah keterampilan yang mendasari premis yang mengatur metode ilmiah. Keterampilan-keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan yang dipelajari siswa saat mereka melakukan inkuiri ilmiah. Mereka menggunakan berbagai macam keterampilan proses, bukan hanya satu metode ilmiah tunggal. Keterampilan-keterampilan proses tersebut adalah pengamatan, pengklasifikasian, penginferensian, peramalan, pengkomunikasian, pengukuran, penggunaan bilangan, pengintepretasian data, melakukan eksperimen, pengontrolan variabel, perumusan hipotesis, pendefinisian secara operasional, dan perumusan model.
Pendekatan keterampilan proses dilakukan dengan keyakinan bahwa sains adalah alat yang potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa, dimana kepribadian siswa yang berkembang ini merupakan prasyarat untuk melanjutkan kejalur profesi apapun yang diminatinya.
Keterampilan proses dalam pengajaran sains merupakan suatu model atau alternatif pembelajaran sains yang dapat melibatkan siswa dalam tingkah laku dan proses mental, seperti ilmuwan.
DAFTAR PUSTAKA
Semiawan, Conny. 1988. Pendekatan Keterampilan Proses. PT. Gramedia: Jakarta
Moh. Uzer Usman, Drs. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
Wijaya, Cece, DRS. 1992. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.
(http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/keterampilan-proses.html
Order Now